Akifa Artinya Dalam Islam
Sejarah Khalifah Rasulullah
“Kekhalifahan setelah kenabian berlangsung selama 30 tahun, kemudian Allah SWT menyerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Dalam riwayat lain, “…. kemudian menjadi kerajaan” (H.R. Abu Dawud).
Sejak kekhalifahan Abu Bakar (2 tahun 3 bulan), Umar (10 tahun 6 bulan), Utsman (12 tahun), Ali (4 tahun 9 bulan) hingga masa Kekhalifahan al-Hasan (6 bulan), genaplah 30 tahun. Terhitung sejak wafatnya Nabi SAW pada Rabiul Awal 11 H hingga diturunkannya al-Hasan dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.
Inilah kisah tentang manusia-manusia didikan langsung Rasulullah SAW. Ada yang santun dan lembut dalam bergaul, tetapi sangat tegas dalam memegang prinsip seperti Abu Bakar. Ada pula Umar bin Khattab, sosok lelaki yang dikenal keras, tegas, dan tak pernah kompromi terhadap kebatilan. Pun ada sosok pemalu, pengasih, toleran, dan dermawan, dialah Usman bin Affan. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi SAW yang dikenal cerdas dan tegas, tetapi tetap santun bersahaja. Terakhir adalah Umar bin Abdul Aziz, sosok yang juga dikategorikan sebagai Khulafaur’ Rasyidin dengan keadilannya.
Buku yang ada di tangan kalian ini merupakan salah satu masterpiece Khalid Muhammad Khalid. Nama pemikir Islam kontemporer asal Mesir ini semakin meroket seiring dengan terbitnya buku ini, Khulafa’ Ar-Rasul. Dia juga memiliki karya-karya lain tentang sirah nabawiyah dan biografi para sahabat Nabi SAW, seperti Insaniyyah Muhammad, ‘Asyrah Ayyam fi Hayah Ar-Rasul, dan Rijal Haula Ar-Rasul. Karya-karyanya yang dikenal dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan tidak membosankan bisa kalian buktikan di dalam buku ini.
Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson
Buku Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson memberikan sebuah sejarah baru tentang era pendirian Amerika Serikat. Salah satu yang menjelaskan cara dan penyebab Thomas Jefferson dan segelintir orang lainnya mengadopsi dan kemudian bergerak melampaui gagasan-gagasan Eropa mengenai toleransi terhadap umat muslim.
Harus disampaikan sejak awal bahwa orang-orang luar biasa ini tidak terdorong oleh penghargaan apa pun yang melekat terhadap Islam sebagai sebuah agama. Muslim, bagi sebagian besar penganut Protestan di Amerika, tetap berada di luar batas terluar bagi mereka yang memiliki keyakinan yang dapat diterima, tetapi mereka tetap menjadi lambang dari dua konsepsi yang saling bersaing terkait identitas bangsa: yang satu pada dasarnya mempertahankan status quo Protestan, sedangkan yang lainnya sepenuhnya menyadari akan pluralisme yang tersirat dalam retorika revolusioner tentang hak-hak asasi dan universal.
Dengan demikian, sementara beberapa orang berjuang untuk mengecualikan sebuah kelompok, yang jika disertakan mereka takut, pada akhirnya akan menandai kehancuran karakter Protestan dari bangsa tersebut. Sekelompok minoritas yang berpengaruh, juga penganut Protestan, yang menyadari akan manfaat utama dan keadilan dari Amerika yang plural secara agama, mulai membela hak-hak warga muslim masa depan.
Biografi Khalifah Rasulullah
Rasulullah SAW bersabda, “Kekhalifahan setelah kenabian berlangsung selama 30 tahun, kemudian Allah SWT menyerahkan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Dalam riwayat lain, “…kemudian menjadi kerajaan” (H.R. Abu Dawud).
Kekhalifahan Abu Bakr al-Siddiq r.a. selama 2 tahun 3 bulan. Kekhalifahan Umar bin al-Khaththab r.a. selama 10 tahun 6 bulan. Kekhalifahan Utsman bin Affan r.a. selama 12 tahun. Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib r.a. selama 4 tahun 9 bulan. Ditambah masa Kekhalifahan al-Hasan bin Ali selama 6 bulan, genaplah 30 tahun. Perhitungan itu sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, yakni Rabiul Awal 11 H. hingga diturunkannya al-Hasan dari kursi kekhalifahan pada Rabiul Awal 41 H.
Buku ini menyuguhkan perjalanan hidup dan hari-hari penting yang dilalui para khalifah Rasulullah itu, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Penuh data-data historis yang paling sahih. Ketika karya-karya sejarah lain berdiri di salah satu sisi ketika menuturkan konflik di antara para Sahabat Nabi, buku ini tetap kukuh menghadirkan mereka sebagai manusia-manusia utama, para pembela nabi yang selalu mengikuti dan meneladaninya. Merekalah yang disebut-sebut sebagai Khulafaur Rasyidin, para pemimpin yang mendapatkan petunjuk.
Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen
Kejawen merupakan kepercayaan dari sebuah etnis yang berada di Pulau Jawa. Filsafat Kejawen didasari kepada ajaran agama yang dianut oleh filsuf dari Jawa. Kejawen bukanlah sebuah agama, walaupun merupakan suatu kepercayaan. Berdasarkan naskah-naskah kuno Kejawen, tampak betapa Kejawen lebih berupa seni, budaya, tradisi, sikap, ritual, dan filosofi orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa yang percaya dengan Kejawen relatif taat dengan agamanya.
Mereka tetap melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan dari agamanya. Caranya adalah dengan menjaga diri sebagai orang pribumi. Pada dasarnya, ajaran filsafat Kejawen memang mendorong manusia untuk tetap taat dengan Tuhannya. Sejak dahulu kala, orang Jawa memang dikenal mengakui keesaan Tuhan. Itulah yang menjadi inti dari ajaran Kejawen sendiri, yakni yang dikenal dengan “Sangkan Paraning Dumadi”.
Buku Agama Jawa memuat segala sesuatu tentang kepercayaan orang Jawa dan tradisinya, yang pada dasarnya adalah konsepsi manunggaling kawula Gusti (Tuhan bersemayam dalam diri setiap manusia) yang senantiasa dipegang teguh sejak dahulu hingga sekarang. Manembah (menyembah/menjalankan agama Jawa) adalah jalan seseorang untuk dapat menemukan kebahagiaan dan ajal sejatinya.
Istilah agama Jawa memang kerap memunculkan perdebatan sengit, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa mengekspresikannya, bagi banyak orang Jawa, dianggap mampu memberikan rasa nyaman dan mengatasi kegelisahan hidup. Tentang bagaimana ajaran itu diuraikan, diamalkan, hingga menempati ruang demikian istimewa di hati masyarakat Jawa, itulah yang dijabarkan secara lengkap dalam buku ini.
Mukaddimah Ibnu Khaldun
Tak banyak tokoh yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan multidisipliner seperti Al-Allamah Ibnu Khaldun. Ini ditunjukkan oleh karya-karyanya, antara lain Kitab Al-‘Ibar, wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar, fi Ayyam Al-‘Arab wa Al-‘Ajam wa Al-Barbar, wa man Asharuhum min dzawi As-Sulthani Al-‘Akbar (Kitab Pelajaran dan Arsip Sejarah Zaman Permulaan dan Zaman Akhir yang Mencakup Peristiwa Politik tentang Orang-orang Arab, Non-Arab dan Barbar, serta Raja-Raja Besar yang Semasa dengan Mereka), yang kemudian dikenal dengan nama Kitab Al-‘Ibar. Uniknya, pengantar kitab inilah yang justru lebih dikenal luas daripada buku aslinya. Buku pengantar yang berjudul Mukaddimah ini menjadikan nama Ibnu Khaldun begitu harum.
Buku Mukaddimah yang kini berada di tangan pembaca ini menjadi bukti terpenting betapa piawainya Ibnu Khaldun dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan. Keahliannya dalam sosiologi, filsafat, ekonomi, politik, dan budaya tampak jelas di dalam buku ini. Pada saat yang sama, Ibnu Khaldun juga tampak sangat menguasai ilmu-ilmu keislaman, saat menguraikan tentang ilmu hadis, fikih, ushul fikih, dan lainnya.
Bulan Haram di dalam Islam
Bulan haram di dalam Islam terdiri atas empat bulan, yaitu Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah. Pernyataan tersebut di dalam Al-Qur’an disebutkan melalui Q.S. At Taubah(9): 36 berikut ini.
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi allah SWT adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah SWT ketika Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah SWT beserta orang-orang yang bertakwa“.
Keempat bulan haram ini juga dijelaskan melalui hadis berikut ini.
“Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi, yang mana satu ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Itulah artikel terkait “bulan di dalam sistem kalender Islam” yang bisa kalian gunakan sebagai referensi. Jika ada saran, pertanyaan, dan kritik, silakan tulis di kotak komentar bawah ini. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.
Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!
Doa Sebelum Tidur dan Artinya
4 Doa Sebelum Tidur (Unsplash)
Melansir NU Online, Rasulullah SAW biasanya akan membaca beberapa bacaan dari Al-Qur'an, mulai dari Al-Fatihah, Al-Iklhas, Al-Falaq, hingga An-Nas. Semua surat dan ayat ini sebaiknya dibaca sekali setiap hendak tidur.
Selain membaca beberapa ayat suci Al-Qur'an di atas, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca doa sebelum tidur. Pada dasarnya, ada beberapa doa sebelum tidur yang bisa diamalkan.
Berikut bacaan doa sebelum tidur dalam bahasa Arab, latin, dan artinya.
بِسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا
فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Bismika rabbî wadla'tu janbî wa bika arfa'uhu. In amsakta nafsî farhamhâ. Wa in arsaltahâ fahfazhhâ bimâ tahfazhu bihî 'ibâdakas shâlihin.
"Dengan nama-Mu hai Tuhanku, aku berbaring. Dengan nama-Mu juga aku terbangun. Jika Kau tahan nyawaku, berilah rahmat untuknya. Jika Kau lepaskan nyawaku, peliharalah sebagaimana Kau memelihara para hamba-Mu yang saleh."
Berikut bacaan doa sebelum tidur versi lebih pendek.
بِاسْمِكَ اللهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ
Bismika Allahumma ahyaa aa amuut
"Dengan menyebut nama Allah yang menghidupkan dan mematikan."
Rangkaian Nama Akifa dan Artinya
Berikut ini adalah contoh ide nama Akifa dalam rangkaian nama bayi islami:
Rangkaian Nama Depan Akifa
Akifa Ramsha Intessar artinya perempuan yang berwajah cantik yang selalu bersungguh-sungguh dalam meraih kejayaan hidupnya. [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Islami] Ramsha : Berwajah cantik seperti bulan [Islami] Intessar : Kejayaan
Akifa Sabi Faten artinya perempuan yang berjiwa muda dan memiliki kesungguhan dalam menarik perhatian banyak orang agar tertuju pada kepintarannya. [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Sabi : (1) Gadis muda (2) Wanita muda [Arab] Faten : (1) Pintar (2) Mempesona (3) Menarik
Akifa Zhian Nazirah artinya anak perempuan yang memiliki semangat yang sebanding dengan kesungguhan hatinya. [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Zhian : (1) Kuat (2) Bersemangat (3) Bertenaga [Arab] Nazirah : (1) Buah Pir (2) Seperti atau sama (3) Sebanding (4) Adil
Akifa Yasirah Najwah maknanya bayi perempuan yang bersungguh-sungguh membisikkan toleransi kepada setiap orang. [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Yasirah : Toleran [Arab] Najwah : Berbisik
Gabungan Nama Tengah Akifa
Hafza Akifa Aulian artinya bayi perempuan yang bersungguh-sungguh untuk menjadi seorang pemimpin yang adil. [Arab] Hafza : (1) Adil (2) Nama istri dari Nabi Muhammad SAW [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Aulian : (1) Pemimpin (2) Semangat (3) Malaikat (4) Teman
Fatah Akifa Durrani artinya perempuan yang bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu yang berharga seperti sebuah permata. [Islami] Fatah : Pembuka [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Durrani : Permataku
Wadi`ah Akifa Zumurruda artinya cewe yang bersungguh-sungguh dalam memantapkan hatinya untuk memilih sesuatu yang indah seperti jamrud. [Islami] Wadi`ah : (1) Yang tenang (2) mantap [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Islami] Zumurruda : Jamrud
Navisha Akifa Rusydina maksudnya bayi perempuan yang sangat berharga dan memiliki kesungguhan dalam menunjukkan jalan yang lurus. [Islami] Navisha : Permata yang sangat berharga [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh [Arab] Rusydina : Petunjuk jalan lurus
Kombinasi Nama Belakang Akifa
Zuruf Khashia Akifa artinya perempuan yang rendah hati dan selalu bersungguh-sungguh dalam menyenangkan hati banyak orang. [Arab] Zuruf : (1) Menyenangkan (2) Ramah tamah (3) Menyenangkan sekali [Arab] Khashia : (1) Saleh (2) Rendah hati [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh
Naadirah Rida Akifa artinya bayi perempuan yang jarang ditemukan memiliki kesungguhan hati dalam mencintai Tuhan. [Islami] Naadirah : Jarang ada [Arab] Rida : (1) Dicintai oleh Tuhan (2) Ditolong oleh Tuhan [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh
Rahila Banan Akifa maknanya bayi perempuan yang berkulit putih dan bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah. [Islami] Rahila : (1) Pengembara (2) Musafir [Arab] Banan : (1) Ujung jari (2) Putih (3) Halus [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh
Najimah Mahiroh Akifa artinya bayi perempuan yang berwajah bercahaya seperti bintang dan selalu bersungguhs-sungguh dalam memanfaatkan kepandaiannya. [Arab] Najimah : Bintang [Arab] Mahiroh : (1) Mampu (2) Pandai (3) Cakap [Islami] Akifa : Bersungguh-sungguh
Pilihan Variasi Nama Islami Akifa Yang Populer Dan Unik
Demikianlah kiranya penjabaran mengenai apa arti nama Akifa yang bagus digunakan untuk penamaan bayi perempuan islam. Jika berkenan, bantulah IdeNamaIslami.com juga para calon orang tua baru lainnya dengan cara memberikan rating (tanda bintang) terhadap posting makna nama Akifa ini. Penilaian Anda akan mempengaruhi bobot rangking nama Akifa yg dapat dilihat di halaman nama-nama islami terpopuler di hompage. Tak lupa juga kami mohon kesediaan Pembaca yang budiman untuk membagikan artikel ini kepada kerabat dan sahabat. Terima kasih.
Jannah artinya berasal dari bahasa Arab "Jinan" yang artinya taman atau kebun yang banyak pohonnya. Jannah dalam Islam adalah taman yang diperuntukkan bagi orang-orang yang termasuk golongan saleh atau beriman. Jannah artinya dalam Al-Qur'an merujuk pada gambaran surga.
Dalam buku berjudul 49 Teladan dalam Al-Quran oleh Ririn Rahayu Astutiningrum, jannah artinya dalam Islam adalah surga yang digambarkan berupa taman dengan banyak pohon. Gambaran jannah seperti taman tersebut adalah tempat yang kekal di akhirat, diperuntukan bagi hamba Allah yang beriman.
Gambaran jannah pertama kali disampaikan Allah SWT dalam kisah hidup Nabi Adam dan istrinya Hawa. Dalam review tesis berjudul Makna Al-Jannah dalam Al-Quran (Studi Prespetif Semantik pada Kisah Nabi Adam) (2014) oleh Moh. Hasyim Abd. Qadir, kata Janna atau Jannah sendiri memiliki arti gelap, menutupi dan menyembunyikan. Ini sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusia.
Dijelaskan, jannah artinya kebun yang rindang sebagaimana dikisahkan dalam perjalanan Nabi Adam. Pada kisah Nabi Adam, gambaran jannah lebih cocok diartikan sebagai taman atau kebun rindang dan tidak berada di luar planet bumi.
Sementara itu, al-Jannah atau jannah artinya sebagaimana kisah Nabi Adam tersebut dinamakan dengan al-Jannah al-Tadri yaitu al-Jannah yang menjadi medan latihan atau tempat latihan bagi Nabi Adam untuk kepentingan kehidupan di bumi yang penuh dengan pancaroba.
Gambaran jannah artinya dalam Islam sebagai surga, memiliki luas yang seluas langit dan bumi. Umat manusia yang berada di surga atau jannah akan senantiasa mendapat kecukupan nikmat tanpa kesulitan. Dalam buku berjudul Gambaran Indah Surga oleh Hafidz Muftisany, jannah artinya digambarkan sebagai berikut:
1. Jannah artinya surga yang memiliki luas lebih dari luas langit dan bumi.
"Dan bersegeralah (berlomba-lomba) meminta ampunan kepada Allah SWT dan mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran ayat 133)
2. Jannah artinya surga tempat manusia akan diberi makanan dan minuman lezat yang dapat disantap sepuasnya.
“Kepada mereka disajikan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingikan oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya, mereka terdiri atas berbagai macam jenis, terserah apa saja yang mereka inginkan, semuanya tersedia.” (QS. az-Zukhruf ayat 71)
3. Jannah artinya surga yang memiliki sungai yang dialiri air susu dan anggur yang tidak memabukkan.
“Perumpamaan (penghuni) taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa. Di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya berubah rasanya, baunya, sungai-sungai dari air susu, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Allah. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong?.” (QS. Muhammad ayat 15)
4. Jannah artinya surga sebagai tempat manusia bisa melihat Tuhannya secara langsung.
"Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya." (QS. Al-Qiyamah ayat 22-23)
5. Jannah artinya surga tempat manusia diberi perhiasan emas, mutiara, dan pakaian dari sutra.
“Penghuni surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (QS. Fathir ayat 33)
Saat terlelap, tubuh beristirahat dan pikiran menjadi tenang. Dalam Islam, salah satu amalan yang dianjurkan sebelum tidur adalah membaca doa.
Doa sebelum tidur bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan-Nya. Doa sebelum tidur juga sebagai bentuk kepasrahan dan tawakal kepada Allah SWT.
Hal ini tidak terlepas dari hakikat tidur yang merupakan kematian yang tertunda. Berikut ulasan doa sebelum tidur dan artinya.
Hijrah Itu Anugerah: Menjemput Hidayah dengan Istiqomah
Semua manusia pasti punya jalan hidup masing-masing dan pasti setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Namun, apalah sebuah kesulitan atau cobaan jika terus bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT akan selalu membantu hamba-Nya yang kesulitan jika dia selalu meminta dengan penuh rasa sabar dan syukur.
Hijrah memiliki banyak interpretasi, di antaranya pindah dari kehidupan gelap menuju cahaya, dari maksiat menuju iman, dari gaya hidup hedonis menuju islami, dari yang tidak karena Allah SWT menuju kehidupan lillah. Hijrah bisa juga dimaknai “move on”, seperti yang terangkum dalam kisah Hikmah di Balik Jodoh yang Salah, yang harus “move on” dari jodoh sebelumnya yang tidak mencintai karena Allah SWT, kepada jodoh yang mencintai dan mendidik istri di atas jalan yang diridai Allah SWT.
Kisah-kisah dalam buku ini akan mengajarkan kepada pembaca cara komitmen para tokoh di dalamnya dalam berhijrah menuju rida Allah SWT. Bagaimana jalan hijrah memang berliku dan harus diperjuangkan dengan jalan istikamah untuk mendapatkan cinta dan rida Allah SWT, sehingga jalan menuju pribadi yang lebih baik akan terbuka lebar, asalkan ada niat dan istikamah di dalamnya.